Selasa, 15 Maret 2016

Jenis - Jenis Hama Tanaman

Hama merupakan salah satu musuh yang dikhawatirkan oleh setiap petani karena kehadirannya dapat mengganggu dan merusak tanaman yang dihasilkan sekaligus menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi berbagai pihak.


Bukan hanya satu, namun hama atau hewan pengganggu tanaman terdiri dari berbagai jenis sehingga hal ini tentu saja perlu dihindari dan ditangani dengan cara yang tepat oleh para petani sebelum menyebabkan kerugian yang dapat mematikan sumber pencaharian dari aktivitas pertanian yang dilakoni. Dan berikut ini beberapa jenis hama yang seringkali ditemui dan mengganggu tanaman hasil budidaya pertanian, antara lain:

Walang sangit
Hama yang satu ini dapat mengganggu tanaman dan sangat merugikan. Walang sangit dapat menghisap butiran padi yang masih cair sehingga mengakibatkan pertumbuhan padi menjadi terhambat dan biji padi akan hampa atau liat. Selain itu, hama yang satu ini juga memakan biji yang sudah mengeras, membuat kulit biji akan berwarna kehitaman dan merusak berbagai jenis tanaman.

Itulah sebabnya hama walang sangit menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para petani yang menanam berbagai hasil tanaman dengan susah payah untuk dipanen.
Ulat
Ulat menjadi salah satu hama yang sangat mengganggu dan dapat merusak tanaman karena kehadirannya dapat memakan dedaunan dari tanaman yang telah ditanam oleh para petani. Ulat sangat aktif memakan dedaunan di malam hari. Bahkan selain mengincar dedaunan, ulat juga memakan pangkal batang dari tanaman yang ia singgahi sehingga hal ini sangat merugikan bagi para petani. Dedaunan yang dimakan ulat hanya tersisa rangka dan batang daun yang dimakan hanya tersisa tulang daunnya saja sehingga hal ini berakibat fatal terhadap aktivitas yang sudah dilakukan oleh para petani.

Tikus
Hama yang satu ini juga sangat mengkhawatirkan dan mengganggu ketenangan para petani karena dapat merusak atau menyerang berbagai jenis tanaman. Gangguan yang dilakukan terjadi pada setiap fase pertumbuhan tanaman, mulai dari masa pesemaian, vegetative, generative, panen hingga masa penyimpanan. Biasanya, hama yang satu ini berlindung di semak-semak, lubang pematang sawah dan lain sebagainya untuk mencari tanaman yang dapat dimakan.

Selain beberapa jenis hama pengganggu tanaman yang disebutkan tadi, masih banyak lagi jenis hama yang dapat mengganggu tanaman lainnya. Agar dampak yang ditimbulkan akibat serangan hama bisa dihindari, maka lakukanlah beberapa hal di bawah ini, yaitu:
  • Lakukan sanitasi lingkungan area persawahan dan sekitarnya.
  • Bersihkan setiap tempat di area tanaman dengan baik agar tidak ada hama yang bersembunyi di sekitarnya.
  • Siapkan perangkap atau jebakan agar hama dapat berkurang dan tidak mengganggu tanaman.
Selain itu, anda juga perlu memperhatikan kondisi tanaman secara rutin dengan baik untuk memastikan tidak ada hama yang kembali mengganggu kondisi tanaman yang anda pelihara hingga waktunya panen nanti.
sumber : http://jokowarino.id/

Mengatasi Hama dan Penyakit Tanaman

Seperti yang kita ketahui bahwa Hama merupakan salah satu penyebab besar yang mengakibatkan suatu tanaman terserang oleh penyakit. Bahkan satu hama pun bisa menyerang satu petak tanaman yang ada. Karena hama ialah sumber penyakit yang siap datang kapan saja dan membuat segala macam tumbuhan yang didekatinya menjadi lumpuh ataupun mati. Sehingga, tanaman pun berujung tanpa suatu hasil. Bisa dikatakan sebagai gagal panen karena tidak ada hasil yang tersisa dari serangan hama.


Tentu saja terserang oleh hama dan penyakit tidak ada yang menginginkannya. Tetapi hal tersebut sering kali dan selalu saja menyerang tanpa batas. Untuk itu, Anda harus bisa lebih bergerak cepat dalam mengambil tindakan sebelum tumbuhan yang Anda tanam, terserang tanpa sisa. Di sini, terdapat beberapa tindakan sebagai upaya pencegahan segala macam hama pada tanaman, seperti:
  • Memberikan pengawasan setiap hari, sekalipun hanya di satu kali. Meneliti setiap tanaman yang tumbuh, bila terdapat beberapa hama seperti keong, kutu, dll harus segera dimusnahkan.
  • Memberikan pupuk alami, bila tidak memungkinkan, berikanlah pupuk organik. Di sini, pupuk tersebut sebagai suplemen yang menyehatkan sekaligus menyuburkannya.
  • Menyingkirkan tanaman yang mati agar tidak menularkan dengan yang sehat.
Bukanlah langkah yang sulit bukan? Jadi, mulai kini Anda bisa menjalankan pengupayaan tanaman tanpa hama. Entah pada jenis tanaman apapun itu, bila ada pencegahan berupa perawatan khusus, maka akan membuat tanaman tersebut tetap tumbuh terus hingga menghasilkan produk yang bisa dipanen dalam jumlah yang maksimal. Sekalipun pada masa hama yang sedang menyerang, setidaknya Anda bisa meminimalisir terserangnya hama pada tumbuhan yang bersangkutan tersebut. Jadi, Anda pun tidak harus memberikan perawatan setelah tanaman terserang oleh hama. Apalagi perawatan yang dilakukan selama tanaman terserang penyakit, akan lebih sulit untuk sembuh. Bahkan, hasilnya pun kurang efektif. Pada intinya, perawatan sekaligus mencegah akan jauh lebih bagus daripada mengobati dengan berbagai macam cara atau bahkan menggunakan obat-obatan kimia.
Seperti apapun tanaman yang di taman, bila ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimal, berikanlah perawatan yang tepat. Bukan hanya setelah tanaman itu terserang, karena pada saat seperti itu, sudah sangat terlambat. Maka lebih sering ditemukan bahwa dalam kondisi itu, tumbuhan akan mati. Sehingga tidak ada hasil dan kehilangan tanaman yang diharapkan bisa memberikan aneka produk.
Dapat disimpulkan bahwa seperti apapun tanaman itu, bilamana ada perawatan yang rutin, akan tumbuh dan berbuah jauh lebih banyak. Entah itu pada tanaman mingguan ataupun tanaman bulanan. Seperti aneka tumbuhan yang bisa dimasak setiap hari, seperti tanaman cabai, tomat, bayam, terong, dll. Dimana tumbuhan tersebut dapat dengan subur tumbuh di sembarang tempat, tetapi bila dilengkapi dengan perawatan yang aktif, hasil panen akan jauh lebih maksimal.
sumber : http://jokowarino.id

Cara Stek Sebuah Tanaman



1. Cara Stek Tanaman pada Batang
Bakal stek diambil dari batang atau cabang batang pohon induk yang akan diperbanyak dan pemotongan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari. Gunting stek yang digunakan saat menyetek harus tajam agar bekas potongan pada batang rapi. Bila kurang tajam batang akan rusak atau memar. Hal ini mengundang bibit penyakit masuk ke bagian yang memar pada batang, sehingga bisa menyebabkan pembusukkan pangkal stek pada batang. Pada saat mengambil stek atau menyetek pada batang, pohon induk harus dalam keadaan sehat dan tidak sedang bertunas.
Syarat batang yang akan di ambil:
a. Batang yang dijadikan stek biasanya adalah bagian pangkal dari cabang.

b.Pemotongan cabang batang diatur kira-kira 0.5cm di bawah mata tunas yang paling bawah dan untuk ujung bagian atas sejauh 1 cm dari mata tunas yang paling atas.

c.Kondisi daun pada batang cabang yang hendak diambil sebaiknya berwarna hijau tua. Dengan demikian seluruh daun dapat melakukan fotosintesis yang akan menghasilkan zat makanan dan karbohidrat. Zat hasil fotosintesis akan disimpan dalam organ penyimpanan, antara lain di batang. Karbohidrat pada batang berperan sangat penting yaitu sebagai sumber energi yang dibutuhkan pada waktu pembentukan akar baru.

Kondisi dan ukuran saat pengambilan batang yaitu:
a. Ukuran besar cabang batang yang diambil cukup sebesar kelingking.
b. Diameter batang sekitar 1 cm dengan panjang antara 10-15 cm.
c. Cabang batang tersebut memiliki 3-4 mata tunas.
d. Kondisi batang pada saat pengambilan berada dalam keadaan setengah tua dengan warna kulit batang biasanya coklat muda. Pada saat ini kandungan karbohidrat dan auxin (hormon pertumbuhan akar) pada batang cukup memadai untuk menunjang terjadinya perakaran stek.
e. Pada batang yang masih muda, kandungan karbohidrat rendah tetapi hormonnya cukup tinggi. Biasanya pada kasus ini hasil stekan akan tumbuh tunas terlebih dahulu, padahal stek yang baik harus tumbuh akar dulu. Oleh karena itu, stek yang berasal dari batang yang muda sering gagal.

Menyetek sebuah tanaman dari batang ada yang mudah berakar dan ada juga yang sulit berakar. Untuk tanaman yang mudah berakar seperti pada anggur, maka batang stek bisa langsung disemaikan setelah dipotong dari pohon induknya. Tetapi untuk tanaman yang sulit berakar, sebaiknya sebelum batang stek disemai dilakukan dulu pengeratan batang. Selain itu, pemberian hormon tumbuh dapat membantu pertumbuhan akar.


2. Cara Stek Tanaman pada akar
Berbeda dengan batang, cara menyetek berikut ini menggunakan bagian akar sebagai sarana perbanyakan tanaman. Pada stek batang, tunas keluar dari mata tunas. Pada stek akar tunas akan keluar dari bagian akar yang mula-mula berbentuk seperti bintil. Bisa juga dari bekas potongannya yang mula-mula membentuk kalus. Dari kalus ini berubah menjadi tunas atau akar.Ada beberapa jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara menyetek akar, antara lain jambu biji, sukun, jeruk dan kesemek. Bahan stek akar harus diambil dengan cara menggali lubang di sekeliling pokok pohon induk. Pada akar lateral yang terpotong, akan tumbuh akar yang tumbuh ke arah samping sejajar dengan permukaan tanah. Pilihlah akar yang berdiameter sekitar 1 cm. Setelah akar diambil, lubang ditutup kembali. Akar tanaman dipotong-potong dengan panjang antara 5-10cm. Pada waktu memotong akar, harus diperhatikan agar bagian akar yang dekat dengan pohon atau pangkal akar dipotong secara serong. Bagian dekat ujung akar dipotong secara datar atau lurus. Hal ini diperlukan sebagai tanda agar pada waktu menyemai posisinya tidak terbalik.
Media penyemaian stek akar bisa dari pasir. Penyemaian bisa dilakukan di dalam kotak kayu atau di bedeng persemaian. Stek disemaikan dengan cara tegak atau berdiri, atau dapat juga dengan dibaringkan. Untuk penyemaian posisi tegak, jarak yang direkomndasikan adalah 5×5 cm. Bagian pangkal yang dibenamkan ke dalam media kira-kira 3 cm atau setengah dari panjang stek.
Bila penyemaian dengan dibaringkan, maka stek disusun dalam barisan. Jaraknya 5 cm antar barisan, kemudian stek di tutup pasir, sehingga stek berada pada kedalaman 1,5-2 cm di bawah permukaan media. Setelah 3-4 minggu stek akan bertunas dan berakar. Stek bisa dipindahkan ke polybag setelah lebih kurang 2 bulan. Selanjutnya disimpan di bawah naungan sampai berumur sekitar 6 bulan.